Gudang Narasi

Gudang Narasi Indonesia

Viral Teriakan Mobil Boks di Jambi, Bukan TPPO

Viral Teriakan Mobil Boks di Jambi, Bukan TPPO

GUDANG NARASI – Kejadian viral yang memicu kehebohan publik itu terjadi di Gerbang Tol Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Beredar sebuah video di berbagai platform media sosial memperlihatkan suara teriakan meminta tolong dari dalam sebuah mobil boks, yang kemudian dikaitkan dengan dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Namun, setelah dilakukan klarifikasi, fakta di lapangan jauh berbeda dari narasi awal yang beredar.

Video tersebut pertama kali ramai diperbincangkan sejak Senin (15/12/2025) malam di platform seperti TikTok dan Facebook. Di dalam rekaman itu, terlihat sebuah mobil boks yang terparkir di tepi jalan tol dengan seseorang yang terdengar berteriak, meminta bantuan. Suara itu kemudian dipotong narasi oleh perekam video yang menyatakan bahwa ada seseorang yang disekap dan dicurigai menjadi korban perdagangan orang. Ucapan perekam video mempertegas narasi dengan menyebut bahwa orang di dalam mobil minta dikeluarkan dari situasi yang menyeramkan.

Masyarakat kemudian ramai memberikan komentar di unggahan tersebut, dengan sebagian besar netizen menunjukkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya peristiwa TPPO. Dugaan ini semakin diperkuat dengan ajakan dari beberapa akun untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib jika terbukti sebagai kasus perdagangan manusia. Sontak, unggahan itu viral dan dibagikan ribuan kali oleh pengguna media sosial di Indonesia, khususnya dari wilayah Sumatera.

Namun, setelah video viral itu menjadi sorotan publik, kepolisian segera melakukan klarifikasi resmi untuk menjernihkan situasi. Kapolsek Mestong, Iptu Hengky Lesmana, memberikan penjelasan bahwa kejadian itu bukanlah kasus TPPO seperti yang ramai dibicarakan, melainkan semata-mata perselisihan internal antara sopir dan kernet mobil boks.

Menurut penjelasan Polisi, insiden itu terjadi pada Sabtu dini hari, 13 Desember 2025 sekitar pukul 04.00 WIB, dan baru menjadi viral pada tanggal 14 Desember malam. Mobil boks tersebut diketahui sedang digunakan untuk mengangkut buah durian asal Jambi yang akan dibawa ke Palembang, Sumatera Selatan. Di dalam mobil, sopir dan kernet yang bekerja bersama mengalami cekcok atau perselisihan terkait pekerjaan mereka di perjalanan.

“Kejadiannya, Sabtu 13 Desember, jam 04.00 WIB. Diviralkan, 14 Desember, pukul 24.00 WIB,” terang Hengky saat dikonfirmasi.

Ia menyebut bahwa dalam keadaan emosional, sopir sempat terjebak di dalam ruang muatan mobil boks karena pintunya terkunci. Dalam situasi itu, sopir kemudian berteriak meminta tolong dan menggedor-gedor dinding mobil agar menarik perhatian.

Pihak kepolisian menegaskan bahwa suara yang terdengar bukanlah teriakan korban TPPO, melainkan reaksi seorang sopir yang merasa terjebak setelah terjadi perselisihan dengan kernetnya. Tidak ada indikasi atau bukti kuat yang mengarah kepada praktik perdagangan manusia dalam peristiwa ini.

Setelah pihak berwajib mengetahui keberadaan mobil tersebut di tol, petugas kemudian menghentikan kendaraan di pinggir jalan. Petugas dan sejumlah warga yang datang ke lokasi membantu membuka pintu belakang sehingga sopir bisa keluar dari ruang boks. Setelah itu, sopir dan kernet berpisah tanpa dilanjutkan dengan proses hukum. Menurut pihak kepolisian, kedua belah pihak juga sepakat tidak melanjutkan perkara ini ke ranah hukum formal.

Klarifikasi dari pihak kepolisian ini merespons kekhawatiran publik terkait dengan TPPO, sebuah kejahatan serius yang memang tengah menjadi perhatian aparat di Jambi. Sebelumnya, beberapa kasus perdagangan orang juga tengah diselidiki di wilayah ini, termasuk laporan dugaan TPPO terhadap seorang remaja perempuan 17 tahun yang terlacak oleh penyidik Polda Jambi. Namun, kasus tersebut berbeda dan masih dalam proses penyelidikan formal.

Penanganan kasus viral seperti ini menunjukkan peran penting klarifikasi resmi dari aparat penegak hukum untuk mencegah informasi keliru menyebar luas di masyarakat. Propaganda negatif, jika tidak dikonfirmasi, bisa memicu persepsi publik yang salah dan menimbulkan keresahan yang tidak perlu. Dalam insiden mobil boks di Jambi, respons cepat pihak kepolisian dianggap efektif dalam menjernihkan fakta sebenarnya.

Kasus ini juga mengundang perhatian lebih luas tentang pentingnya literasi digital dan hati‑hati dalam menyebarkan konten viral, terutama konten yang bisa membentuk opini publik dalam ranah hukum dan kriminalitas. Masyarakat diimbau untuk menunggu informasi dari sumber resmi sebelum membuat penilaian atau men-share video dengan narasi sensasional.

Dengan klarifikasi tersebut, publik kini diharapkan bisa melihat kejadian ini dari fakta yang sebenarnya: bukan TPPO, tapi konflik internal antara pekerja transportasi yang berujung pada teriakan sopir dalam situasi tak nyaman di dalam mobil boks. Semoga ke depan isu‑isu sensitif seperti ini bisa dibahas dan disikapi dengan lebih teliti demi menjaga ketenangan dan akurasi informasi di tengah masyarakat.