Gudang Narasi

Gudang Narasi Indonesia

Massa Geruduk Polsek Ijen Bondowoso, Kapolsek Ditarik Paksa

Massa Geruduk Polsek Ijen Bondowoso, Kapolsek Ditarik Paksa

GUDANG NARASI – Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan ratusan warga mengepung dan menggeruduk Mapolsek Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada Senin (17/11). Massa menuntut penjelasan terkait seorang petani dari Desa Kaligedang yang sebelumnya diamankan oleh aparat polisi. Aksi ini memicu ketegangan, bahkan Kapolsek Ijen, Iptu Suherdi, ditarik paksa oleh warga keluar dari kantornya.

Kronologi Aksi Massa

Berdasarkan rekaman video berdurasi sekitar 66 detik massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari berbagai usia berkumpul di halaman serta sisi luar Polsek Ijen. Beberapa di antara mereka bahkan masuk ke dalam area kantor polisi dan terlihat mendorong pagar. Pada satu titik, kerumunan menurunkan bendera Merah Putih yang berkibar di halaman Polsek.

Sementara itu, aparat kepolisian berjaga di depan pintu masuk untuk menghadapi desakan warga. Suasana sempat memanas, dengan dorong-mendorong antara warga dan polisi, sebelum akhirnya massa mulai membubarkan diri perlahan.

Penarikan Kapolsek dan Tuntutan Warga

Aksi massa semakin menegangkan ketika Kapolsek Ijen, Iptu Suherdi, ditarik paksa oleh warga dari dalam kantor Polsek. Menurut Kasi Humas Polres Bondowoso, Iptu Bobby Dwi Siswanto, kapolsek dalam kondisi aman meski sempat dipaksa keluar.

Warga yang menggeruduk Polsek menyatakan bahwa mereka menuntut klarifikasi terkait penangkapan seorang petani dari Desa Kaligedang. Menurut keterangan polisi, petani tersebut diamankan untuk dimintai keterangan terkait isu perusakan tanaman kopi milik PTPN di wilayah Ijen.

Latar Belakang Konflik

Konflik ini muncul di tengah ketegangan lama antara warga petani dengan pihak pengelola kebun kopi di Bondowoso. Menurut laporan polisi, beberapa warga sebelumnya telah melaporkan kerusakan tanaman kopi di area milik PTPN. Beberapa insiden perusakan tanaman kopi bahkan pernah dilaporkan, meningkatkan rasa frustrasi di kalangan petani lokal.

Warga Kaligedang kemudian menilai bahwa tindakan polisi terhadap satu petani mereka tidak transparan, apalagi belum ada kejelasan resmi tentang status hukum petani tersebut atau alasan penahanan.

Respon Kepolisian

Polres Bondowoso mengonfirmasi bahwa personel tambahan telah dikerahkan ke Mapolsek Ijen usai pengepungan massa agar situasi kembali kondusif. Kesiapsiagaan ditingkatkan menjadi Status Siaga 1 untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi lebih lanjut. Menurut Iptu Bobby, penahanan petani tersebut bukan tindakan sewenang-wenang, tetapi bagian dari proses penyelidikan.

“Kami minta keterangan untuk penyelidikan insiden,” ujarnya terkait penahanan petani.

Dampak Terhadap Hubungan Warga dan Aparat

Aksi mendadak warga yang mengepung kantor polisi mencerminkan kehampaan kepercayaan masyarakat terhadap proses penegakan hukum lokal. Warga menilai bahwa polisi belum cukup transparan dalam menangani kasus petani terkait tanaman kopi dan potensi konflik agraria di wilayah Ijen.

Penurunan bendera nasional oleh massa adalah tindakan simbolis yang menunjukkan rasa ketidakpuasan yang dalam. Hal ini bukan hanya protes terhadap penegakan hukum, tetapi juga ekspresi politik lokal atas perasaan diabaikan oleh sistem peradilan.

Sementara itu, penarikan paksa Kapolsek menunjukkan bahwa warga menuntut kehadiran fisik petugas dalam dialog, bukan hanya jawaban administratif. Permintaan warga untuk mendapatkan kepastian tentang nasib petani yang ditangkap menjadi tuntutan utama dalam aksi ini.