GUDANG NARASI – Musim MotoGP 2025 benar-benar menjadi salah satu musim dengan banyak drama, tak hanya dari persaingan untuk gelar juara, tetapi juga dari sisi kecelakaan. Menurut data resmi musim ini, Johann Zarco dari tim LCR Honda menjadi pembalap yang paling sering terjatuh, dengan 28 kecelakaan dalam total 22 seri.
Zarco: Raja Kecelakaan Musim Ini
Pencapaian Zarco sebagai “raja crash” tentu bukan prestasi yang dia banggakan. Dalam wawancara, dia mengungkapkan rasa kecewa karena kehilangan banyak poin, terutama di paruh kedua musim:
“Saya biasanya pembalap yang cukup konstan. Tapi musim ini saya sering jatuh, itu sangat mengecewakan … Saya ingin tahun depan bisa lebih mengendalikan diri sepanjang 22 balapan.”
Dia pun menyoroti tantangan fisik dan mental menjalani musim dengan jumlah balapan terbanyak dalam sejarah (22 ronde), dan betapa sulitnya menjaga konsentrasi dan ketahanan tubuh sepanjang musim.
Meski begitu, Zarco tetap menunjukkan performa solid di lintasan dalam beberapa kesempatan salah satunya kemenangan emosional di GP Le Mans, hingga podium di Silverstone. Namun, konsistensinya terganggu oleh terlalu banyak kesalahan dan kecelakaan.
Podium Crash: Miller, Marquez, Morbidelli
Zarco bukanlah satu-satunya pembalap yang tercatat banyak jatuh. Di urutan kedua, Jack Miller (Pramac Yamaha) mencatat 25 kali jatuh sepanjang musim.
Kemudian, di posisi ketiga bersama adalah Alex Marquez (Gresini Ducati) dan Franco Morbidelli (VR46 Ducati), keduanya dengan 23 crash.
Kombinasi ini menunjukkan pola menarik: tim-tim pabrikan besar seperti Ducati juga tidak luput dari insiden besar, meskipun berada di tim papan atas.
Mir, Acosta, Bezzecchi, dan Lainnya
Di peringkat berikutnya, Joan Mir (Honda) mencatat 22 kecelakaan, kemudian Pedro Acosta (KTM) dengan 21 kali jatuh, dan Marco Bezzecchi (Aprilia) dengan 19 kali.
Sebagian dari kecelakaan ini dikarenakan gaya balap agresif dan risiko tinggi yang diambil beberapa pembalap muda seperti Acosta.
Sementara itu, pembalap seperti Fermín Aldegüer (Ducati) dan Brad Binder (KTM) juga memiliki catatan jatuh cukup tinggi, yaitu masing-masing 17 kali.
Di sisi lain spektrum, ada pembalap yang jauh lebih hati-hati atau mungkin lebih stabil: Fabio di Giannantonio (VR46 Ducati) menjadi pembalap dengan jumlah kecelakaan paling sedikit di antara mereka yang menjalani musim penuh, hanya 5 kali.
Alasan di Balik Banyaknya Kecelakaan
Apa penyebab meningkatnya jumlah crash di musim ini? Ada beberapa faktor penting:
- Performa Honda yang Lebih Kompetitif
Zarco dan Mir berasal dari tim Honda, dan menurut analisis, meskipun mesin Honda semakin kompetitif, pembalap Honda dipaksa mendorong motor lebih keras, terutama saat pengereman, demi mengejar kecepatan lawan. - Tekanan untuk Menampilkan Hasil
Zarco menyebut kemenangan di Le Mans dan podium Silverstone memberikan dorongan, tetapi kemudian tekanan untuk tetap kompetitif membuatnya mengambil risiko lebih besar, yang berujung pada kecelakaan. - Sirkuit Sulit dan Cuaca
Beberapa lintasan musim ini juga jadi biang kecelakaan. Sebagai contoh, Le Mans mencatat jumlah kecelakaan sangat tinggi karena cuaca buruk saat balapan, berkontribusi besar pada total jatuh. - Gaya Balap Agresif
Pembalap muda seperti Acosta dan Bezzecchi diketahui memiliki gaya balap agresif, yang meski spektakuler, membawa risiko tinggi terutama dalam situasi balapan yang kompetitif. - Kelelahan Mental dan Fisik
Zarco sendiri mengakui bahwa musim dengan 22 balapan terasa melelahkan secara fisik dan mental. Tingginya frekuensi balapan bisa menyebabkan kelelahan, yang pada akhirnya berpengaruh pada konsentrasi dan kesalahan.
Dampak terhadap Klasemen dan Karier
Meskipun Zarco menjadi yang paling sering jatuh, dia cukup berhasil menjaga performa; dia tetap menempati urutan ke-12 klasemen akhir pembalap, 6 poin di atas Luca Marini.
Tapi, dari segi potensi poin untuk gelar, semua kecelakaan adalah kerugian besar. Zarco sendiri menyebut bahwa banyak poin yang hilang akibat crash, dan itu bisa jadi pembeda besar kalau dia lebih stabil.
Bagi Joan Mir, kecelakaan yang sering membuatnya gagal menyelesaikan beberapa balapan sangat berdampak.
Media Okezone mencatat Mir sempat mengatakan, “beberapa kecelakaan memang karena kesalahan saya, tetapi banyak juga di luar kendali saya.”
Sebagai pembalap dengan banyak potensi, masalah stabilitas ini bisa menjadi batu sandungan dalam mengejar target jangka panjang.
Sementara itu, pembalap seperti Alex Marquez dan Morbidelli harus mengevaluasi apakah agresivitas dan ambisi bisa dilembagakan dengan kontrol lebih baik agar tidak merusak peluang balapan dan poin.










