Gudang Narasi

Gudang Narasi Indonesia

Belum 2 Pekan Diaspal, Jalan Bandung Sudah Berlubang Lagi

Belum 2 Pekan Diaspal, Jalan Bandung Sudah Berlubang Lagi

GUDANG NARASI – Sebuah ruas jalan di Kota Bandung kembali memicu sorotan publik setelah kondisinya berlubang padahal baru selesai diaspal kurang dari dua pekan lalu. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran warga soal kualitas pengerjaan jalan dan keselamatan pengguna kendaraan yang melintas.

Lokasi dan Kronologi Kerusakan

Kondisi jalan yang dimaksud berada di Jalan Gatot Subroto, tepatnya dari arah Monumen Tank Baja menuju kawasan Kiaracondong. Aspal baru selesai dikerjakan dan diresmikan sekitar dua minggu yang lalu, namun kini permukaannya terlihat retak dan terdapat dua lubang besar di beberapa titik. Kondisi ini diamati langsung oleh tim media pada Selasa siang.

Lubang tersebut terlihat cukup dalam sehingga pengguna sepeda motor kerap menghindari jalur yang rusak untuk menjaga keselamatan mereka. Selain itu, terdapat juga masalah pada saluran air di sepanjang jalan, yang pemasangannya terpantau tidak rata dan turut menambah ketidaknyamanan pengendara.

Keluhan Warga dan Pengendara

Seorang juru parkir di minimarket dekat lokasi, Tato Tirani (51), menyatakan kekhawatirannya akan potensi kecelakaan karena kondisi jalan yang sudah berlubang hanya dalam waktu singkat. Menurut Tato, banyak pengendara yang motornya oleng saat melintas akibat lubang yang muncul kembali tersebut.

“Ya harusnya ini kan dibenahi, masa ya baru diaspal 2 minggu udah bolong-bolong gini, jadi takut ada pengendara yang celaka gitu maksudnya,” ujar Tato kepada wartawan.

Ia juga menambahkan bahwa dirinya sempat mempertimbangkan untuk memperbaiki jalan rusak tersebut secara swadaya, namun akhirnya berharap pemerintah atau dinas terkait lebih cepat tanggap agar tidak ada korban akibat kecelakaan lebih lanjut.

Masalah Infrastruktur dan Kualitas Pengerjaan

Fenomena jalan yang cepat rusak setelah diaspal bukan hanya terjadi di Bandung. Saat jalan yang diaspal kembali berlubang dalam waktu singkat, itu sering kali mencerminkan adanya masalah mendasar seperti kualitas material yang kurang baik, metode pengerjaan yang kurang tepat, atau kurangnya pengawasan teknis. Hal serupa pernah terjadi di berbagai wilayah yang pekerjaan aspalnya kembali rusak dalam waktu pendek.

Menurut ahli jalan dan jembatan, kualitas pengerjaan aspal harus melalui tahapan uji kepadatan, ketahanan terhadap beban, serta drainase yang baik. Ketika salah satu aspek tersebut kurang diperhatikan, hasilnya seringkali seperti yang terlihat di Jalan Gatot Subroto permukaan cepat rusak dan mudah berlubang.

Dampak Terhadap Transportasi dan Keselamatan

Kerusakan jalan seperti ini berdampak langsung terhadap arus lalu lintas, terutama pada kendaraan ringan seperti sepeda motor. Lubang yang muncul dapat menyebabkan kendala mengendalikan kendaraan, meningkatkan risiko kecelakaan, dan bahkan mengakibatkan kerugian material bagi para pengguna jalan yang tidak sigap menghindar.

Selain itu, kondisi yang tidak rata juga berpotensi menyebabkan kemacetan kecil saat pengendara berusaha mengurai lalu lintas demi menghindari bagian jalan yang rusak.

Reaksi Publik di Media Sosial

Masyarakat pun ramai bereaksi di media sosial menyikapi kabar jalan berlubang ini. Banyak netizen mempertanyakan efektivitas pengaspalan, dan mempertanyakan apakah pekerjaan tersebut telah memenuhi standar teknis yang semestinya. Komentar-komentar ini mencerminkan keresahan yang lebih luas tentang kualitas infrastruktur jalan di perkotaan besar.

Beberapa pengguna menilai bahwa jalan yang rusak cepat menandakan kebutuhan akan pengerjaan ulang yang lebih teliti, bukan hanya sekadar menambal permukaan. Respons seperti ini mirip dengan diskusi publik di berbagai negara yang sering mencatat bahwa tambal sulam cepat berlubang kembali karena tidak menyelesaikan akar permasalahan struktur dasar jalan.

Tantangan Pemeliharaan Infrastruktur di Musim Hujan

Pemeliharaan jalan menjadi lebih menantang saat musim hujan tiba, karena air yang masuk ke dalam struktur aspal dapat mempercepat proses kerusakan apabila drainase kurang optimal. Teknologi modern di beberapa negara kini mulai memanfaatkan sistem pengawasan digital atau laporan masyarakat berbasis aplikasi untuk menangani lubang dalam waktu lebih cepat. Upaya semacam ini dilakukan untuk meminimalkan dampak buruk bagi pengguna jalan.

Harapan dan Tindakan Selanjutnya

Warga sekitar berharap agar dinas terkait segera turun tangan membenahi ruas jalan tersebut dengan kualitas yang lebih baik dan bertahan lama. Selain itu, ada harapan agar proses pengawasan teknis yang lebih ketat diberlakukan sebelum pengerjaan dinyatakan selesai.

Jika tidak segera ditindaklanjuti, kerusakan jalan yang cepat kembali berlubang ini dikhawatirkan akan terus mengulang setiap kali dilakukan perbaikan, sehingga membebani anggaran pemerintah dan menimbulkan rasa tidak puas di kalangan masyarakat. Keselamatan pengguna jalan dan efisiensi anggaran publik menjadi dua poin penting yang harus diperhatikan dalam penanganan jangka panjang masalah ini.