GUDANG NARASI – Suasana tenang di penghujung tahun 2025 di Kabupaten Situbondo mendadak berubah menjadi horor. Warga Dusun Watuketu, Desa Demung, Kecamatan Besuki, digemparkan dengan penemuan tiga jenazah yang merupakan satu keluarga di dalam rumah mereka pada Minggu pagi, 28 Desember 2025. Ketiga korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan luka sayatan senjata tajam di bagian tubuh yang vital.
Identitas ketiga korban telah dikonfirmasi oleh pihak kepolisian dan pemerintah desa setempat. Mereka adalah MH (suami/bapak tiri, 42), S (istri, 38), dan N (anak perempuan, 18). Penemuan ini pertama kali terungkap sekitar pukul 07.00 hingga 09.00 WIB, memicu kerumunan warga yang tak percaya atas tragedi berdarah yang menimpa tetangga mereka.
Kronologi Penemuan: Bermula dari Titipan Tempe
Tragedi ini terungkap berawal dari kecurigaan ayah kandung korban S, yakni Abdur (alias Pak Suning). Berdasarkan keterangan saksi, pagi itu Abdur berniat mengantarkan tempe ke rumah anaknya. Saat tiba di lokasi, ia mendapati rumah dalam keadaan sunyi meski pintu samping tidak terkunci.
Awalnya, Abdur hanya meletakkan tempe di meja dapur dan sempat keluar rumah. Namun, perasaan tidak enak membuatnya kembali masuk 30 menit kemudian. Saat itulah, ia melihat pemandangan mengerikan di area kamar mandi. Ia menemukan menantunya, MH, sudah tergeletak tak bernyawa dengan genangan darah yang meluber hingga ke lantai dapur.
Dalam kondisi panik, Abdur kemudian menyalakan lampu ruangan dan menuju ke kamar tidur. Di sana, ia menemukan anak dan cucunya, S dan N, dalam posisi berdekatan di atas tempat tidur. Keduanya sudah tidak bernapas dengan luka parah di bagian leher. Jeritan histeris saksi segera memancing kedatangan warga sekitar yang kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Besuki.
Olah TKP dan Penyelidikan Kepolisian
Tim Inafis Satreskrim Polres Situbondo yang tiba di lokasi segera memasang garis polisi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kasat Reskrim Polres Situbondo, AKP Agung Hartawan, menjelaskan bahwa pemeriksaan awal menunjukkan adanya luka sayatan benda tajam yang sangat identik pada ketiga korban.
“Ketiganya merupakan satu keluarga. Dua korban perempuan ditemukan di dalam kamar tidur, sementara satu korban laki-laki ditemukan di area kamar mandi dekat dapur. Dari pemeriksaan luar, terdapat luka sayat di bagian leher,” ujar AKP Agung kepada media.
Polisi juga menemukan sebilah pisau di lokasi kejadian yang diduga kuat menjadi senjata yang digunakan dalam peristiwa tersebut. Menariknya, hasil olah TKP sementara menunjukkan tidak ada barang berharga milik korban yang hilang, sehingga dugaan perampokan untuk sementara dikesampingkan. Selain itu, terdapat kamera CCTV di area rumah, namun sayangnya perangkat tersebut dalam kondisi tidak aktif saat kejadian berlangsung.
Motif Misterius: Isu Ekonomi dan Utang Piutang
Hingga saat ini, motif pasti di balik kejadian ini masih didalami. Namun, selentingan kabar di kalangan warga dan tetangga menyebutkan bahwa keluarga tersebut sedang menghadapi tekanan ekonomi yang berat. Kepala Dusun Watuketu, Supriyadi, menyebutkan bahwa selama ini keluarga korban dikenal tertutup namun relatif tenang.
“Beberapa waktu terakhir, warga mendengar mereka mulai menjual sejumlah aset secara bertahap. Kabarnya ada masalah utang piutang, tapi kami tidak menyangka akan berakhir setragis ini,” kata Supriyadi.
Muncul spekulasi di lapangan mengenai kemungkinan adanya aksi pembunuhan berujung bunuh diri (murder-suicide), namun polisi menegaskan masih menunggu hasil autopsi resmi dari RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo untuk memastikan siapa pelaku sebenarnya.
Dampak Psikologis bagi Warga
Kematian satu keluarga ini meninggalkan trauma mendalam bagi warga Desa Demung. Pasalnya, wilayah Besuki selama ini dikenal kondusif. Warga berharap polisi dapat segera mengungkap fakta sebenarnya agar tidak muncul keresahan atau simpang siur informasi yang lebih luas.
Jenazah ketiga korban saat ini telah berada di ruang pemulasaraan jenazah RSUD dr. Abdoer Rahem untuk dilakukan autopsi menyeluruh. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk keluarga dekat dan tetangga yang terakhir kali melihat para korban beraktivitas.










