Gudang Narasi

Gudang Narasi Indonesia

Tragis, Bocah 5 Tahun di Karangasem Tewas Terjerat Tali Ayunan Rusak

Tragis, Bocah 5 Tahun di Karangasem Tewas Terjerat Tali Ayunan Rusak

GUDANG NARASISuasana duka menyelimuti warga Perumahan BTN Dwipakarya, Lingkungan Pebukit, Kabupaten Karangasem, Bali. Sebuah peristiwa memilukan terjadi pada Jumat, 26 Desember 2025, ketika seorang bocah perempuan berinisial NKRA (5) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, tergantung pada tali sebuah mainan ayunan yang sudah lama tidak terpakai.

Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bagi para orang tua mengenai pentingnya pengawasan ketat terhadap anak-anak, bahkan di lingkungan rumah yang dianggap aman sekalipun.

Kronologi Kejadian: Berawal dari Permainan Sendirian

Insiden tersebut bermula saat korban meminta izin untuk bermain di luar rumah setelah selesai makan siang. Menurut keterangan saksi mata dan warga sekitar, sebelum kejadian, NKRA sempat menunjukkan perilaku yang tidak biasa, seperti meminta disuapkan makanan oleh ibunya dan meminta diantar ke warung dekat rumah, padahal biasanya ia berani pergi sendiri.

Ibu korban sebenarnya sempat melarang NKRA untuk keluar rumah karena keluarga tersebut berencana untuk pulang ke kampung halaman pada hari itu. Namun, korban tetap bersikeras ingin bermain sebentar di sekitar lingkungan perumahan. Karena sang ibu sedang sibuk merapikan pakaian untuk persiapan mudik, NKRA akhirnya dibiarkan bermain sendirian.

Malapetaka terjadi di halaman sebuah rumah milik warga bernama Mahrif. Di lokasi tersebut, terdapat kerangka besi ayunan lama yang papannya sudah dilepas, namun talinya masih dibiarkan menggantung. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), diduga korban menaiki sebuah bekas dipan kayu yang berada tepat di sebelah ayunan tersebut. NKRA diduga mencoba memasukkan kepalanya ke dalam lilitan tali ayunan tersebut hingga akhirnya terpeleset atau kehilangan keseimbangan, yang menyebabkannya tergantung.

Penemuan Jasad oleh Sang Kakak

Tubuh mungil NKRA pertama kali ditemukan oleh kakak kandungnya yang sedang mencari adiknya untuk diajak pulang. Sang kakak yang melihat adiknya dalam posisi tergantung awalnya mengira korban sedang bercanda. Namun, setelah dipanggil berkali-kali tidak merespons, ia pun mendekat dan mendapati adiknya sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dengan leher terjerat tali.

Histeris, sang kakak langsung berteriak meminta tolong hingga mengundang perhatian warga sekitar dan pemilik rumah. Korban segera diturunkan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem dengan harapan nyawanya masih bisa diselamatkan. Sayangnya, setibanya di rumah sakit, tim medis menyatakan bahwa bocah malang tersebut telah meninggal dunia.

Penyelidikan Pihak Kepolisian

Kapolsek Karangasem, Kompol I Nyoman Merta Kariana, membenarkan adanya laporan mengenai kejadian tersebut. Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk orang tua korban dan pemilik rumah tempat ayunan berada.

“Kami masih menyusun laporan lengkap mengenai kronologi ini. Berdasarkan pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban selain bekas jeratan di leher yang identik dengan tali ayunan tersebut. Namun, kami tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kematian,” ujar Kompol Merta Kariana.

Kepala Lingkungan (Kaling) Pebukit, I Made Purna, juga menambahkan bahwa ayunan tersebut memang sudah sangat lama tidak digunakan oleh pemiliknya.

“Papan tempat duduknya sudah tidak ada, hanya tersisa talinya saja. Ini murni kecelakaan saat anak tersebut bermain tanpa pengawasan,” ungkapnya.

Duka Mendalam dan Himbauan Keselamatan

Kepergian NKRA meninggalkan luka yang sangat dalam bagi keluarga, terutama sang ibu yang masih syok atas kejadian tersebut. Di media sosial, ucapan duka “Dumogi Amor ring Acintya” (Semoga bersatu dengan Sang Pencipta) terus mengalir untuk bocah tersebut.

Tragedi ini menjadi sorotan luas di Bali dan mengingatkan masyarakat akan bahaya laten dari benda-benda di sekitar rumah yang sekilas tampak tidak berbahaya. Tali jemuran, tali ayunan yang rusak, atau kabel yang menjuntai dapat menjadi ancaman serius bagi balita yang belum memiliki kesadaran akan bahaya.

Para ahli keselamatan anak menghimbau agar orang tua selalu memastikan area bermain anak bebas dari jeratan tali atau benda tajam, serta tidak membiarkan anak di bawah usia 7 tahun bermain tanpa pengawasan orang dewasa, meskipun hanya di halaman rumah.