GUDANG NARASI – Kepanikan dan tragedi menyelimuti ibu kota Taiwan, Taipei, setelah serangkaian serangan brutal dengan smoke bomb (bom asap) dan pisau yang terjadi pada Jumat sore (19 Desember 2025) di area Stasiun Kereta Taipei Main Station dan stasiun bawah tanah Zhongshan. Insiden yang mengguncang publik ini menewaskan sedikitnya tiga orang sipil, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka, sebelum pelaku akhirnya meninggal dunia saat berusaha melarikan diri. Pihak berwenang hingga kini masih menyelidiki motif di balik serangan ini yang masih misterius.
Kejadian di Tempat Umum yang Ramai
Peristiwa terjadi pada waktu ketika lalu lintas penumpang cukup tinggi menjelang malam. Menurut pernyataan resmi yang dikutip dari berbagai media internasional, seorang pria muda diidentifikasi sebagai Chang Wen (27 tahun) melemparkan beberapa smoke bomb dan melepaskan serangan dengan pisau panjang secara acak kepada warga yang berada di sekitar Stasiun Kereta Utama Taipei dan stasiun bawah tanah Zhongshan.
Saksi mata menggambarkan suasana yang penuh kekacauan saat asap tebal menggulung keluar dari stasiun kereta dan orang-orang berlarian mencari perlindungan. Seorang saksi kepada media lokal mengatakan awalnya dia mengira suara itu sebagai latihan atau kebakaran biasa, namun kemudian melihat pelaku mengenakan pakaian serba hitam, rompi, masker, serta membawa pisau berukuran besar.
Korban dan Luka-Luka
Menurut data awal dari Taipei City Fire Department dan laporan media internasional, setidaknya tiga warga tewas, termasuk seorang pria berusia 57 tahun yang mencoba menghentikan pelaku ketika serangan berlangsung. Selain itu, setidaknya lima orang lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis akibat luka tusukan atau benturan.
Hingga berita ini disusun, identitas lengkap seluruh korban belum dirilis oleh pihak berwenang, namun kepolisian setempat telah mengonfirmasi bahwa dua dari korban yang tewas adalah pria dewasa yang berada di sekitar stasiun saat kejadian. Rincian lebih lanjut dari rumah sakit setempat menyebutkan beberapa korban mengalami cedera parah di leher dan tubuh akibat serangan tanpa pandang bulu.
Pelaku Tewas Saat Pelarian
Setelah melepaskan serangan, pelaku berusaha menghindari penangkapan oleh pihak keamanan. Laporan Reuters dan media lain menggambarkan bagaimana pelaku berlari melalui area trotoar dan jalanan sekitar stasiun, sebelum akhirnya memanjat sebuah gedung dan terjatuh dari lantai enam, yang kemudian menyebabkan kematiannya di rumah sakit.
Mayor Taipei, Chiang Wan-an, menyatakan bahwa pelaku kemungkinan telah memilih cara ini untuk menghindari penangkapan dan bahwa kematiannya telah dikonfirmasi. Hingga kini, tidak ditemukan bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan kelompok lain dalam serangan ini, namun penyelidikan masih terus berlanjut.
Respons Resmi dan Penyidikan Motif
Perdana Menteri Taiwan, Cho Jung-tai, mengecam keras serangan tersebut dan menegaskan bahwa kejadian ini merupakan tindakan yang disengaja, tetapi motif di balik aksi itu masih belum jelas. Cho mengatakan pihak berwenang tengah menyelidiki latar belakang pelaku, termasuk hubungan sosial, psikologis, dan catatan kriminal yang mungkin bisa menjelaskan motif di balik serangan.
Dalam pernyataannya, Cho juga menyinggung bahwa pelaku memiliki catatan kriminal sebelumnya dan terdapat surat perintah penangkapan yang belum sempat ditindaklanjuti, serta kemungkinan adanya bukti lain yang berkaitan dengan tindakannya. Rumah pelaku dan tempat tinggal sementara telah digeledah untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait motivasi dan rencana pelaku sebelum aksi terjadi.
Sementara itu, Presiden Taiwan Lai Ching-te mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak menyebarkan kabar bohong, dan mempercayakan proses investigasi kepada pihak berwajib. Ia juga menegaskan bahwa keamanan publik akan menjadi prioritas utama, dengan penegakan pengawasan ketat di area transportasi umum, stasiun, jalur kereta, dan tempat-tempat umum lainnya.
Kekhawatiran Publik dan Dampaknya
Insiden ini semakin meningkatkan kekhawatiran masyarakat Taiwan yang secara tradisional menikmati tingkat keamanan publik yang tinggi dan tingkat kriminalitas kekerasan yang relatif rendah dibandingkan kota-kota besar lainnya di Asia. Kejadian serupa pernah terjadi di masa lalu, termasuk serangan di sistem metro Taipei beberapa tahun lalu, yang juga menyebabkan korban jiwa dan dampak psikologis yang besar bagi warga.
Tidak hanya memicu keresahan di antara warga Taipei, serangan ini juga menarik perhatian internasional karena pelaku tampaknya bertindak secara acak tanpa tuntutan atau pesan politik yang jelas. Para pakar keamanan menyatakan bahwa kejadian semacam ini menimbulkan tantangan baru bagi otoritas dalam mengantisipasi serangan spontan di ruang publik.










