GUDANG NARASI – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa hampir seluruh rumah sakit di wilayah Sumatera yang terdampak bencana telah kembali berfungsi, meskipun belum sepenuhnya beroperasi secara optimal. Pernyataan ini disampaikan usai kunjungan kerja di Medan, Sumatera Utara, dalam rangka melihat langsung proses penanganan pascabanjir dan longsor besar yang melanda sejumlah provinsi di Pulau Sumatera belakangan ini.
Menurut Prasetyo, upaya pemulihan layanan kesehatan yang sempat lumpuh akibat dampak banjir dan tanah longsor itu menunjukkan perkembangan positif. Ia menekankan bahwa kesigapan dan kolaborasi berbagai unsur baik pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, BNPB, Basarnas, relawan hingga masyarakat umum berperan penting dalam mempercepat pemulihan fasilitas kesehatan tersebut.
“Hampir seluruh rumah sakit sudah berfungsi meskipun belum seoptimal yang seharusnya,” ujar Prasetyo saat ditemui di Pangkalan Udara Soewondo, Medan.
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan terus melakukan perbaikan agar fasilitas layanan tersebut segera pulih sepenuhnya.
Skala Kerusakan yang Masih Besar
Badai dan cuaca ekstrem yang memicu banjir bandang serta longsor parah telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat signifikan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Laporan sebelumnya menyebut ribuan rumah rusak, ratusan korban jiwa, serta puluhan fasilitas kesehatan yang terkendala operasionalnya.
Data dari berbagai sumber internasional menunjukkan bahwa sedikitnya 31 rumah sakit dan 156 pusat kesehatan lainnya mengalami kerusakan akibat bencana, termasuk beberapa fasilitas yang terendam lumpur dan kehilangan pasokan obat serta peralatan medis. Di beberapa lokasi, staf medis bahkan terpaksa merujuk pasien keluar provinsi karena rusaknya fasilitas.
Kondisi darurat tersebut sempat membuat layanan kesehatan di sejumlah daerah nyaris lumpuh. Tantangan seperti jalan terputus, jembatan rusak parah, serta suplai logistik medis yang terhambat menjadi hambatan utama. Namun dalam beberapa hari terakhir, upaya pemulihan telah menunjukkan kemajuan signifikan, terutama berkat mobilisasi masif alat berat dan tenaga medis dari berbagai daerah.
Penanganan Krisis dan Kolaborasi Multi-Pihak
Prasetyo secara khusus menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam respons bencana. Ia menyebutkan peran aktif TNI, Polri, BNPB, Basarnas, pemerintah provinsi dan kabupaten, serta relawan yang membantu mempercepat proses pemulihan. Tidak hanya itu, dukungan dari masyarakat luas baik berupa sumbangan logistik maupun tenaga relawan dipandang sangat membantu dalam mempercepat pemulihan fasilitas kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang terdampak.
“Kebersamaan dan kegotongroyongan ini merupakan kekuatan kita untuk memastikan tidak ada satu pun warga yang tertinggal dalam pemulihan pascabanjir dan longsor,” ujar Prasetyo.
Ia menambahkan bahwa ini sejalan dengan pesan Presiden Prabowo Subianto yang terus menekankan pentingnya solidaritas nasional dalam menghadapi bencana.
Selain pemulihan rumah sakit, pemerintah juga memastikan stok pangan, obat-obatan, serta kebutuhan dasar lainnya mencukupi untuk para korban. Ketersediaan stok ini dipantau langsung oleh presiden dan jajaran kabinet saat melakukan kunjungan ke wilayah terdampak. Pasokan air bersih, meski masih terkendala akses di beberapa titik, terus diupayakan agar bisa menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses, terutama di wilayah Aceh Tamiang dan sekitarnya.
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Prasetyo menjelaskan bahwa selain fokus pada respons darurat, pemerintah juga mulai menyiapkan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi jangka menengah hingga panjang. Hal ini mencakup pemetaan rumah-rumah warga yang rusak baik rusak berat, menengah, maupun ringan serta koordinasi untuk menyiapkan lahan relokasi bagi mereka yang tidak bisa kembali ke tempat tinggal semula.
Proses rehabilitasi ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan. Pemerintah, bersama dengan lembaga terkait, sedang menghitung kebutuhan secara rinci agar pemulihan dapat berjalan terstruktur dan efektif. Penekanan juga diberikan pada perlunya pembangunan infrastruktur yang lebih tangguh terhadap bencana, termasuk sistem drainase dan penataan wilayah rawan longsor.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Meski hampir semua rumah sakit dan layanan kesehatan telah berfungsi kembali, tantangan utama masih terlihat pada kualitas layanan yang belum optimal serta akses menuju daerah-daerah terpencil yang masih terhambat. Pemerintah menegaskan akan terus mengupayakan perbaikan sekaligus memastikan pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar meskipun bencana telah berlalu.
Tantangan lain yang dihadapi adalah memastikan distribusi bantuan berjalan merata dan berlanjut, baik untuk kebutuhan medis maupun non-medis. Pemerintah bersama lembaga kemanusiaan dan mitra internasional berupaya memaksimalkan koordinasi untuk menjangkau semua kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Dengan kebersamaan dan kerja keras berbagai pihak, diharapkan proses pemulihan tidak hanya bersifat sementara, tetapi mampu membawa Sumatera kembali bangkit secara lebih kuat dan tahan terhadap bencana di masa mendatang.











