GUDANG NARASI – Gelaran akbar pertarungan olahraga tarung bebas, Byon Combat Showbiz Vol. 6, yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu malam (22/11), menyisakan kontroversi besar, khususnya pada laga utama atau main event yang mempertemukan atlet Kickstriking Indonesia, Ronal Siahaan, melawan petarung Malaysia, Putra Abdullah. Pertandingan yang penuh tensi dan dinanti-nantikan ini harus berakhir antiklimaks dengan hasil imbang (draw), sebuah keputusan yang segera memicu reaksi keras dan perdebatan sengit di kalangan penggemar, media, dan juga kubu Ronal Siahaan.
Kontroversi memuncak karena banyak pihak, terutama para pendukung Ronal, merasa bahwa hasil imbang tersebut tidak adil, mengingat dominasi yang diperlihatkan Ronal, serta adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Putra Abdullah, khususnya penggunaan serangan siku ilegal yang terekam jelas di beberapa momen. Menyikapi badai kritik dan tuntutan penjelasan yang membanjiri media sosial, wasit yang bertugas memimpin duel tersebut akhirnya angkat bicara, memberikan klarifikasi mendalam melalui siaran langsung di media sosial.
Penegasan Otoritas dan Prosedur Pengurangan Poin
Dalam klarifikasinya, sang wasit yang keputusannya menjadi sorotan utama menegaskan bahwa seluruh hasil pertandingan, termasuk keputusan draw, telah melalui prosedur yang benar dan berada di bawah otoritas badan penyelenggara resmi.
“Saya hormati semua federasi termasuk ISKA dan lainnya, UCC. Jadi teman-teman tidak akan dapat jawaban apa (mengenai detail hasil akhir), karena memang kalau mau minta jawaban mengenai keputusan, itu langsung ke UCC (Universal Combat Council) atau inspektur pertandingan,” ujar wasit tersebut, mengarahkan publik untuk merujuk kepada otoritas teknis tertinggi yang mengawasi jalannya laga.
Penegasan ini mengindikasikan bahwa wasit di ring hanya menjalankan aturan, sementara keputusan akhir skor adalah wewenang dewan juri dan inspektur. Mengenai insiden-insiden yang dianggap melanggar aturan dan memicu protes, wasit menjelaskan bahwa ia telah bertindak tegas sesuai prosedur, termasuk memberikan pengurangan poin.
“Sudah diberikan pengurangan nilai 1 (satu), itu sudah equal sebenarnya, dan saya tidak pakai peringatan lagi, langsung minus 1,” tambahnya.
Pengurangan poin ini merujuk pada pelanggaran yang dilakukan salah satu petarung, yang mana menurut wasit, penalti tersebut sudah cukup untuk menyeimbangkan skor yang terakumulasi. Keputusan untuk langsung memberikan penalti tanpa peringatan formal menunjukkan tindakan cepat wasit di tengah intensitas laga.
Fokus pada Serangan Siku Ilegal dan Mekanisme Sanksi
Salah satu poin paling krusial yang dipertanyakan oleh netizen dan tim Ronal Siahaan adalah terkait dugaan serangan siku ilegal yang dilancarkan oleh Putra Abdullah. Banyak rekaman video yang beredar menunjukkan Putra melayangkan serangan yang menyerupai sikut, padahal laga Kickstriking memiliki batasan ketat terhadap penggunaan serangan siku.
Menanggapi hal ini, wasit memberikan penjelasan teknis mengenai mekanisme pemberian sanksi. Meskipun wasit di ring memiliki kewenangan untuk menghentikan laga dan memberikan penalti, penilaian terhadap tingkat keparahan dan apakah serangan tersebut benar-benar melanggar aturan Kickstriking secara definitif, harus diputuskan berdasarkan regulasi yang dipegang oleh UCC. Klarifikasi ini menyiratkan bahwa di tengah kecepatan pertarungan, interpretasi pelanggaran yang kompleks seperti serangan siku memerlukan tinjauan dari otoritas yang lebih tinggi untuk memastikan konsistensi keputusan.
Anti-Klimaks dan Keputusan Rematch
Hasil imbang dalam laga utama ini secara tak terhindarkan menciptakan nuansa anti-klimaks pada Byon Combat Showbiz Vol. 6. Meskipun Putra Abdullah tampil dominan di ronde pertama, Ronal Siahaan berhasil bangkit dan memberikan perlawanan sengit, bahkan membuat banyak penonton percaya ia unggul di ronde-ronde berikutnya.
Kontroversi hasil draw ini tidak hanya menyita perhatian publik, tetapi juga direspons cepat oleh pihak penyelenggara. President Byon Combat, Yoshua Marcellos, secara resmi mengonfirmasi bahwa duel ulang atau rematch antara Ronal Siahaan dan Putra Abdullah akan segera dijadwalkan.
“Keputusan wasit menyatakan hasil pertandingan berakhir imbang dan rematch antara Ronal dan Putra akan digelar pada Byon Combat Series 7 mendatang,” ungkap Yoshua Marcellos, menjawab tuntutan publik akan kejelasan dan penyelesaian atas pertarungan yang menggantung ini.
Keputusan untuk mengadakan rematch diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memberikan kesempatan kepada kedua petarung untuk membuktikan siapa yang lebih unggul tanpa bayang-bayang kontroversi keputusan wasit.
Klarifikasi wasit, meskipun tidak sepenuhnya memuaskan semua pihak, telah memberikan gambaran bahwa keputusan tersebut adalah hasil dari penerapan aturan dan prosedur yang berlaku di bawah badan sanksi (UCC). Namun, kontroversi ini justru telah berhasil meningkatkan hype untuk Byon Combat Series 7, menjanjikan duel rematch yang jauh lebih panas dan emosional antara dua petarung berbakat dari Indonesia dan Malaysia.










