GUDANG NARASI – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memanggil Kepala Badan Logistik Pertahanan (Kabaloghan) Kementerian Pertahanan (Kemhan), Marsekal Madya (Marsdya) TNI Yusuf Jauhari, ke Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa sore, 2 Desember 2025. Pemanggilan ini terjadi di tengah intensifnya upaya pemerintah dalam mendistribusikan bantuan logistik bagi korban bencana alam berskala besar yang melanda beberapa wilayah di Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Marsdya Yusuf Jauhari tiba di kompleks Istana Kepresidenan sekitar pukul 16.20 WIB. Perwira tinggi TNI Angkatan Udara yang dikenal sebagai salah satu figur kepercayaan Presiden Prabowo sejak menjabat Menteri Pertahanan ini tampak mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) TNI bermotif hijau sage, mengindikasikan bahwa agenda yang akan dibahas berkaitan erat dengan tugas operasional.
Ketika dicegat oleh awak media yang telah menunggunya di pintu pilar kompleks Istana, Yusuf Jauhari memilih untuk irit bicara. Ia tidak memberikan rincian pasti mengenai tujuan pemanggilannya oleh Presiden.
“Kami cuma diundang ke sini,” ujar Yusuf singkat kepada para jurnalis, sembari bergegas menuju area dalam Istana untuk menemui Presiden Prabowo.
Ia juga menolak berkomentar lebih jauh mengenai spekulasi apakah pertemuan tersebut terkait dengan evaluasi dan koordinasi penanganan bencana yang sedang berlangsung, terutama menyangkut distribusi bantuan logistik.
Fokus pada Distribusi Bantuan dan Logistik
Meskipun Marsdya Yusuf tidak memberikan keterangan rinci, kehadiran Kepala Badan Logistik Pertahanan di Istana pada saat ini dinilai sangat kontekstual dengan situasi bencana nasional. Badan Logistik Pertahanan memiliki peran krusial dalam menjamin ketersediaan dan efektivitas logistik untuk mendukung operasi pertahanan, termasuk, dalam konteks bencana, pengiriman dan penyaluran bantuan.
Sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir, dilaporkan adanya tantangan dalam proses penyaluran bantuan di lokasi bencana yang sulit dijangkau. Salah satu isu yang mencuat adalah laporan dari penyintas mengenai kerusakan sejumlah paket bantuan yang dijatuhkan dari helikopter.
Sebagai Kepala Baloghan Kemhan, Marsdya Yusuf Jauhari bertanggung jawab penuh atas rantai pasok logistik yang melibatkan aset dan personel pertahanan. Oleh karena itu, kuat dugaan bahwa Presiden Prabowo memanggilnya untuk mendapatkan laporan langsung (lapsus) mengenai perkembangan terkini di lapangan. Pemanggilan ini kemungkinan besar merupakan bagian dari upaya Presiden untuk memastikan bahwa seluruh bantuan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari pihak lain, dapat tersalurkan secara cepat, tepat sasaran, dan dalam kondisi baik kepada para pengungsi dan korban terdampak.
Presiden Prabowo diketahui sangat memprioritaskan penanganan bencana dan telah berjanji untuk mengirimkan puluhan ribu prajurit TNI guna membantu proses evakuasi, rehabilitasi, dan distribusi. Dalam konteks ini, peran Baloghan menjadi sentral dalam memastikan dukungan logistik bagi para prajurit yang bertugas dan ketersediaan stok bantuan.
Sosok Kepercayaan dan Evaluasi Kinerja
Pemanggilan Kepala Baloghan ini juga dapat diartikan sebagai bagian dari evaluasi kinerja yang ketat oleh Presiden Prabowo terhadap jajaran pembantunya, terutama mereka yang memegang posisi kunci di bidang logistik dan pertahanan. Mengingat rekam jejaknya yang tegas dalam meminta akuntabilitas, Presiden kemungkinan ingin memastikan tidak ada hambatan birokrasi atau operasional yang memperlambat upaya bantuan kemanusiaan.
Selain Marsdya Yusuf, pada hari yang sama, Presiden Prabowo juga dilaporkan memanggil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani ke Istana. Walaupun agenda kedua pertemuan tersebut belum diumumkan secara resmi, waktu pemanggilan yang berdekatan dengan Marsdya Yusuf Jauhari mengindikasikan adanya pembahasan penting yang mendesak dan bersifat strategis terkait kondisi nasional, baik dalam aspek logistik pertahanan maupun stabilitas politik.
Kehadiran Marsdya Yusuf Jauhari di Istana Kepresidenan ini menegaskan kembali fokus serius pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dalam menghadapi tantangan logistik di masa krisis. Publik kini menanti hasil dari pertemuan ini dan dampak apa yang akan ditimbulkan terhadap strategi distribusi bantuan di wilayah-wilayah terdampak bencana.











