Gudang Narasi

Gudang Narasi Indonesia

Pemkot Jaktim Dorong Gerakan Satu Rumah Punya Satu APAR

Pemkot Jaktim Dorong Gerakan Satu Rumah Punya Satu APAR

GUDANG NARASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur terus memperkuat langkah mitigasi kebakaran dengan mendorong gerakan “Satu Rumah Punya Satu APAR (Alat Pemadam Api Ringan)”. Langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran serta meminimalkan risiko kerugian akibat api yang tak terkendali.

Kebakaran rumah di Jakarta Timur, terutama di wilayah padat penduduk, sering terjadi akibat korsleting listrik, kelalaian memasak, hingga penggunaan peralatan elektronik tanpa pengawasan. Data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Jakarta Timur mencatat, sepanjang tahun 2025 terjadi lebih dari 120 kebakaran rumah tinggal, dengan kerugian material mencapai miliaran rupiah.

Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Jakarta Timur, Eko Saputra, menjelaskan bahwa sebagian besar kebakaran berskala kecil bisa dicegah jika rumah tangga memiliki APAR dan warganya teredukasi mengenai penggunaannya.

“Dengan satu APAR di setiap rumah, warga bisa menanggulangi api pada tahap awal, sebelum menjalar dan menimbulkan kerugian lebih besar,” ujar Eko saat ditemui di Balai Kota Jakarta Timur, Rabu (27/11/2025).

Strategi Pemerintah Kota

Gerakan “Satu Rumah Punya Satu APAR” dirancang sebagai program preventif dan edukatif. Strategi utama Pemkot Jaktim mencakup beberapa langkah:

  1. Distribusi APAR Gratis
    Pemkot bekerja sama dengan perusahaan swasta dan lembaga sosial menyalurkan APAR ke rumah-rumah warga, khususnya di kawasan padat penduduk dan daerah rawan kebakaran. Setiap APAR dilengkapi panduan penggunaan agar masyarakat bisa menanggulangi kebakaran ringan secara mandiri.
  2. Pelatihan dan Edukasi Warga
    Tim Damkar Jakarta Timur rutin menggelar pelatihan penggunaan APAR di RW dan kelurahan. Pelatihan ini mencakup simulasi pemadaman api, pemahaman jenis-jenis APAR, hingga prosedur evakuasi darurat. “Pelatihan bukan sekadar formalitas. Kami ingin warga berani, sigap, dan aman saat menghadapi kebakaran,” kata Eko.
  3. Sistem Monitoring dan Inspeksi
    Pemerintah kota juga menerapkan sistem monitoring agar APAR selalu dalam kondisi siap pakai. Tim Damkar bersama RT/RW melakukan inspeksi rutin, memeriksa kadaluwarsa isi APAR, serta memberikan sanksi ringan bagi warga yang lalai merawat perangkat pemadam ini.
  4. Kampanye Publik
    Selain distribusi dan pelatihan, Pemkot Jaktim meluncurkan kampanye publik melalui media sosial, baliho, hingga sosialisasi di pasar tradisional dan sekolah. Tujuannya menumbuhkan budaya sadar risiko kebakaran sejak dini.

Dukungan Warga dan Tantangan

Gerakan ini mendapat respons positif dari warga. Salah satu warga Kecamatan Duren Sawit, Siti Marlina, mengatakan,

“Sebelumnya saya hanya mengandalkan air dan ember jika terjadi kebakaran kecil. Sekarang, dengan APAR di rumah, saya merasa lebih aman dan siap menghadapi keadaan darurat.”

Namun, tantangan juga muncul. Beberapa warga masih kurang memahami cara penggunaan APAR secara benar. Selain itu, ada kendala logistik dalam mendistribusikan APAR ke seluruh rumah, terutama di permukiman padat yang sulit diakses kendaraan.

Eko menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat.

“Program ini tidak bisa berjalan hanya dengan pemerintah. Peran RT, RW, dan warga sangat krusial agar setiap rumah memiliki APAR yang berfungsi dan warga tahu cara menggunakannya,” tegasnya.

Kolaborasi dengan Pihak Swasta

Pemkot Jaktim juga menggandeng perusahaan swasta untuk mendukung gerakan ini. Beberapa perusahaan menyediakan APAR tambahan, alat simulasi, hingga pembiayaan pelatihan. Misalnya, perusahaan penyedia listrik dan gas memberikan edukasi khusus terkait risiko korsleting dan kebocoran gas yang kerap menjadi penyebab kebakaran rumah.

Kolaborasi ini dianggap strategis karena mitigasi kebakaran membutuhkan dukungan multifaset, termasuk teknologi, edukasi, dan fasilitas. Dengan keterlibatan swasta, cakupan distribusi APAR dapat lebih luas dan masyarakat lebih cepat menerima edukasi praktis.

Pentingnya Mitigasi Dini

Eko Saputra menegaskan bahwa mitigasi kebakaran harus dimulai dari rumah.

“Banyak kasus kebakaran besar berawal dari api kecil yang tidak segera ditangani. APAR adalah alat sederhana namun efektif untuk menanggulangi tahap awal kebakaran,” katanya.

Selain APAR, Pemkot Jaktim mendorong warga untuk selalu memeriksa instalasi listrik, menjaga jarak antara peralatan elektronik dan benda mudah terbakar, serta menyediakan jalur evakuasi yang jelas. Semua langkah ini diharapkan mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian material.

Pandangan Ahli

Menurut Dr. Agus Haryanto, pakar keselamatan kebakaran dari Universitas Indonesia, gerakan ini sejalan dengan prinsip mitigasi bencana berbasis masyarakat. “APAR di setiap rumah dan edukasi warga dapat menekan laju kerusakan akibat kebakaran. Ini adalah pendekatan proaktif, yang lebih efektif dibanding menunggu tim Damkar datang ketika api sudah membesar,” ujarnya.

Dr. Agus menambahkan bahwa integrasi edukasi dengan teknologi, seperti aplikasi peringatan kebakaran dan detektor asap, dapat memperkuat efektivitas gerakan ini.