Gudang Narasi

Gudang Narasi Indonesia

Anak Indonesia Jaga Bumi Lewat Kampanye Edukasi Lingkungan

Anak Indonesia Jaga Bumi Lewat Kampanye Edukasi Lingkungan

GUDANG NARASI – Peran generasi muda dalam menghadapi krisis iklim dan menjaga kelestarian lingkungan hidup semakin ditekankan. Dalam sebuah langkah kolaboratif yang signifikan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama organisasi nirlaba global, Save the Children, meluncurkan kampanye edukasi lingkungan bertajuk “Aku, Kamu, Kita adalah Bumi”. Kampanye ini secara aktif mengajak anak-anak di seluruh Indonesia untuk menjadi “Pahlawan Super” lingkungan dan mengambil peran penting dalam aksi iklim.

Acara peluncuran yang dipenuhi antusiasme ratusan anak ini tidak hanya berfungsi sebagai seremonial, tetapi juga sebagai ruang belajar interaktif yang dikemas menyenangkan. Menteri PPPA, Arifah Fauzi, dalam sambutannya menegaskan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, namun pada saat yang sama, mereka adalah agen perubahan paling strategis.

“Krisis iklim bukanlah ancaman masa depan; kita menyaksikannya saat ini. Banjir yang merusak rumah, cuaca ekstrem yang mengganggu kesehatan dan pendidikan mereka. Oleh karena itu, kita harus memastikan anak-anak tidak hanya menjadi korban, tetapi juga bagian dari solusi,” ujar Arifah Fauzi, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

 Misi Keren: Menjadi Pahlawan Super Penyelamat Bumi

Kampanye ini dirancang khusus untuk memperkuat literasi iklim bagi anak-anak, mengubah konsep lingkungan menjadi sesuatu yang dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Anak-anak didorong untuk memahami bahwa Bumi sedang “sakit” dan mereka memiliki kekuatan super untuk menyembuhkannya melalui aksi-aksi sederhana.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), yang turut hadir, memaparkan panduan praktis yang disebut “Misi Keren Selamatkan Bumi Kita”. Misi ini terdiri dari lima panduan mudah yang dapat dilakukan oleh anak-anak, antara lain:

  1. Jadilah Detektif Sampah! Membuang sampah pada tempatnya dan mencegah sampah menyumbat saluran air, yang seringkali menjadi pemicu banjir.
  2. Jadilah Pasukan Anti Plastik! Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja dan botol minum yang dapat digunakan kembali.
  3. Jadilah Penjaga Air! Menggunakan air secara hemat dan mematikan keran setelah selesai digunakan.
  4. Jadilah Sahabat Tumbuhan! Mengajak anak-anak menanam sayuran atau membuat kebun kecil di sekolah atau rumah.
  5. Jadilah Pahlawan Makanan! Menghabiskan makanan dan menghindari pemborosan, karena sisa makanan juga berkontribusi pada sampah.

“Bayangkan, jika 79 juta anak Indonesia secara bersama-sama melakukan kebiasaan kecil ini. Dampaknya akan sangat besar bagi Bumi kita,” tegas salah satu perwakilan dari Kemenko PMK.

Pendidikan yang Mengubah Kebiasaan

Di samping seruan dari pemerintah, CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar, menyoroti pentingnya peran partisipasi anak dalam kebijakan dan aksi iklim. Menurut Dessy, aksi nyata tidak harus selalu berskala besar, tetapi harus dimulai dari perubahan perilaku sehari-hari.

Kampanye ini telah menunjukkan hasil positif melalui proyek-proyek percontohan, seperti program ekonomi sirkular yang melibatkan anak dan orang muda. Melalui inisiatif ini, sekelompok anak di Jakarta telah berhasil mencegah lebih dari 19 ton sampah plastik masuk ke lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika anak-anak diberi pengetahuan dan ruang, mereka mampu memimpin aksi nyata.

Kolaborasi ini juga berupaya mengintegrasikan edukasi iklim ke dalam kurikulum sekolah, bahkan menggunakan permainan tradisional sebagai media pengenalan isu lingkungan. Dalam rangkaian acara peluncuran, anak-anak diajak bermain permainan tradisional yang sarat nilai-nilai kebersamaan dan kedekatan dengan alam, menjadikannya proses belajar yang menyenangkan.

Komitmen Bersama untuk Lingkungan Aman

Inisiatif ini tidak berhenti pada sekadar ajakan. Pemerintah dan para pemangku kepentingan diingatkan untuk memberikan perhatian serius terhadap kelompok anak, terutama dalam situasi darurat lingkungan. Krisis iklim sering kali memengaruhi kesehatan, pendidikan, dan rasa aman mereka, sehingga penting untuk melibatkan anak dalam perencanaan mitigasi dan adaptasi.

Dengan adanya kampanye “Aku, Kamu, Kita adalah Bumi,” diharapkan generasi muda Indonesia tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya sadar, tetapi juga aktif dan berani menyuarakan krisis iklim. Mereka dipandang sebagai investasi masa depan yang akan mewarisi Bumi, dan dengan bekal literasi serta kebiasaan hijau sejak dini, mereka akan mampu menjaga planet ini sebagai warisan terbaik bagi generasi selanjutnya.

Pemerintah berjanji untuk melanjutkan dan memperluas jangkauan kampanye ini ke berbagai provinsi, melibatkan lebih banyak Kementerian/Lembaga serta mitra lainnya pada tahun mendatang, menjadikannya Gerakan Masyarakat secara masif di seluruh Indonesia.