Gudang Narasi

Gudang Narasi Indonesia

2 Siklon Menjauh, Aceh–Sumut–Sumbar Tetap Terancam Hujan Ekstrem

2 Siklon Menjauh, Aceh–Sumut–Sumbar Tetap Terancam Hujan Ekstrem

GUDANG NARASI – Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dua sistem siklon tropis Siklon Tropis Koto dan Ex‑Siklon Tropis Senyar (atau “Senyar/95B”) diprediksi menjauhi wilayah daratan Indonesia.

Siklon Tropis Koto saat ini berada di laut Filipina barat, dengan pusat sirkulasi pada sekitar 13,2° Lintang Utara dan 114,2° Bujur Timur, memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 75 knot (~139 km/jam) dan tekanan minimum 965 hPa. BMKG memproyeksikan pergerakannya ke barat-barat daya dan tetap menjauhi daratan Indonesia dalam 24 jam ke depan.

Sementara Ex-Siklon Senyar, yang dulu tumbuh dari bibit siklon (95B) dan telah melemah menjadi pasca-tropis, kini terpantau di daratan Aceh bagian timur (sekitar 3,7° LU dan 99,2° BT). Sistem ini memiliki kecepatan angin ~30 knot (56 km/jam) dan tekanan udara pusat ~1.001 hPa dan diprediksi terus melemah serta bergerak menjauhi daratan Indonesia.

Karena kedua sistem ini “menjauh”, secara teknis wilayah Indonesia tidak lagi dilewati langsung oleh inti siklon. Namun demikian, BMKG tetap mengeluarkan peringatan karena dampak cuaca dan laut akibat keduanya masih dapat dirasakan terutama di Sumatera bagian utara dan barat.

Dampak Cuaca & Laut: Potensi Hujan Ekstrem, Angin dan Gelombang Tinggi

Meskipun “inti siklon” jauh, efek samping seperti suplai udara lembap, pertemuan massa udara, aliran angin serta peningkatan konveksi tetap berpotensi memicu cuaca ekstrem. 

Berikut prediksi dampak dalam 24 jam ke depan (hingga 28 November 2025 pukul 07.00 WIB) oleh BMKG:

Hujan dengan intensitas ekstrem diperkirakan bisa terjadi di wilayah Aceh, Sumut, dan Sumbar.

  • Hujan sedang hingga lebat kemungkinan terjadi di Riau dan Kepulauan Riau.
  • Angin kencang diperkirakan melanda Aceh dan Sumut.
  • Gelombang laut tinggi: gelombang moderate (sekitar 2,5 meter) diperkirakan di perairan Selat Malaka, perairan Aceh utara, timur Sumut, perairan Riau & Kepulauan Riau; bahkan perairan Samudra Hindia di barat Aceh hingga Nias bisa alami gelombang mencapai 4 meter (rough sea).
  • Karena itu, BMKG bersama otoritas terkait memperingatkan masyarakat, nelayan, dan pelaku transportasi laut agar tetap waspada dan mengikuti informasi peringatan dini.

Kenapa Meski Siklon “Jauh”, Cuaca Ekstrem Masih Bisa Melanda?

Fenomena ini terjadi karena interaksi kompleks antara dua sistem siklon dengan kondisi atmosfer dan laut di sekitarnya. Beberapa faktor penyebabnya:

  • Bibit siklon tropis (95B/Senyar) yang muncul di perairan timur Aceh sejak sekitar 21 November 2025 memicu suplai uap air dan meningkatkan kelembapan yang menyebabkan atmosfer menjadi labil, memunculkan awan konvektif yang luas.
  • Di sisi lain, siklon tropis Koto meskipun jauh di Filipina melalui mekanisme inflow (tarikan massa udara basah) dan perubahan pola angin, turut memperkuat pertumbuhan awan hujan di wilayah barat Indonesia (termasuk Sumut).
  • Kombinasi suplai udara lembap, kelembapan tinggi, dan kondisi laut yang hangat memicu potensi hujan lebat/ekstrem, angin kencang, dan gelombang laut tinggi bahkan tanpa pusat siklon melewati wilayah daratan Indonesia langsung.
  • Itulah alasan utama mengapa meskipun dua siklon tersebut tidak “bertemu” dengan daratan Indonesia, potensi bencana hidrometeorologi tetap tinggi terutama di Aceh, Sumut, Sumbar, dan wilayah pesisir/perairan terkait.

Status Tanggap Darurat & Peringatan untuk Masyarakat

Sebagai respons atas cuaca ekstrem, beberapa langkah sudah diambil pemerintah daerah:

  • Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari, menyusul banjir dan longsor meluas di banyak kabupaten/kota.
  • BMKG dan pihak berwenang menghimbau masyarakat di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau untuk waspada terutama di daerah rawan banjir, pesisir, perbukitan, perairan, serta daerah dengan infrastruktur lemah.
  • Nelayan dan pelaku transportasi laut dianjurkan menunda aktivitas karena potensi gelombang tinggi (2,5–4 meter) dan arus deras.
  • Pemerintah daerah dan lembaga penanggulangan bencana diminta proaktif dalam pemantauan wilayah rawan, evakuasi dini, dan penyebaran informasi peringatan kepada warga.

Kenyataan dan Tantangan di Lapangan

Fenomena cuaca ekstrem akibat dua siklon ini sudah membawa dampak nyata:

  • Di Aceh dan Sumut, hujan lebat serta angin kencang telah menyebabkan banjir bandang dan longsor.
  • Di Sumbar, hujan deras yang terus-menerus disertai kelembapan tinggi telah membuat atmosfer labil memicu awan tebal yang menyebabkan hujan intensitas tinggi dan durasi panjang di banyak wilayah.
  • Infrastruktur seperti jalan, jembatan, permukiman, serta fasilitas umum rentan terdampak; beberapa wilayah bahkan sudah menetapkan status darurat.

Namun, karena siklon tropis tidak melintas langsung, dampaknya tidak seragam di seluruh wilayah artinya tidak seluruh daerah di Aceh, Sumut, atau Sumbar akan merasakan hujan ekstrem secara simultan. Faktor lokal seperti topografi, pola angin, dan kondisi kelembapan menentukan intensitas di masing-masing daerah.