GUDANG NARASI – Ibu Kota Jakarta kembali dilanda banjir parah setelah curah hujan ekstrem yang berlangsung sejak dini hari hingga Selasa malam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan bahwa titik banjir kini meluas secara signifikan, dengan data terbaru menunjukkan sebanyak 42 Rukun Tetangga (RT) di lima wilayah kota masih terendam air pada Rabu pagi, 19 November 2025.
Meskipun intensitas hujan telah menurun, genangan air di sejumlah kawasan dataran rendah dan bantaran sungai belum juga surut, menimbulkan gangguan serius terhadap mobilitas warga, aktivitas ekonomi, serta mengancam kesehatan dan keselamatan.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Drs. Isnawa Adji, dalam keterangannya, menjelaskan bahwa meluasnya banjir kali ini disebabkan oleh dua faktor utama: luapan air dari Sungai Ciliwung dan Kali Krukut, serta drainase perkotaan yang tidak mampu menampung volume air hujan yang sangat besar dalam waktu singkat.
“Kami terus memantau ketinggian air, terutama di pintu air Manggarai dan Karet. Status siaga 3 masih diberlakukan di beberapa wilayah. Hingga pagi ini, 42 RT tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur masih terendam dengan ketinggian air bervariasi antara 30 sentimeter hingga 1,2 meter,” ujar Isnawa Adji.
Sebaran Wilayah Terdampak Paling Parah
Laporan BPBD merinci sebaran RT yang masih terendam, menunjukkan bahwa Jakarta Selatan dan Jakarta Timur menjadi dua wilayah yang paling parah terdampak.
1. Jakarta Selatan (25 RT)
Jakarta Selatan menjadi fokus utama dengan 25 RT terendam, terkonsentrasi di wilayah yang berdekatan dengan Kali Krukut dan aliran air dari Bogor.
- Kecamatan Mampang Prapatan: Kelurahan Pela Mampang, terutama RT di sekitar Jalan Pondok Jaya, mencatat ketinggian air tertinggi, mencapai 1 meter.
- Kecamatan Jagakarsa: Beberapa RT di Kelurahan Pejaten Timur dan Kebagusan tergenang akibat luapan Kali Krukut, mengharuskan sebagian warga mengungsi.
- Kecamatan Kebayoran Lama: Titik-titik langganan banjir di sekitar Pondok Indah dan Cipulir juga mengalami genangan signifikan, mengganggu akses jalan utama.
2. Jakarta Timur (17 RT)
Di Jakarta Timur, 17 RT terendam, yang sebagian besar berada di bantaran Sungai Ciliwung.
- Kecamatan Kramat Jati: Kelurahan Bidara Cina dan Cawang mengalami dampak luapan Ciliwung. Genangan di kawasan ini mencapai puncaknya pada dini hari dan baru mulai surut perlahan.
- Kecamatan Jatinegara: Kelurahan Kampung Melayu dan Rawa Bunga juga masih terendam, memaksa BPBD mendirikan posko pengungsian darurat.
Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat dilaporkan hanya mengalami genangan di ruas jalan protokol yang bersifat sementara dan sudah surut.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Meluasnya banjir ini telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang besar. BPBD mencatat sedikitnya 800 jiwa telah dievakuasi ke posko pengungsian darurat yang didirikan di balai warga dan masjid terdekat. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi makanan siap saji, air bersih, selimut, obat-obatan, dan layanan kesehatan dasar.
Di sektor ekonomi, banjir mengganggu mobilitas pekerja dan logistik. Sejumlah jalan utama di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur sempat ditutup total karena ketinggian air, menyebabkan kemacetan parah di jalur-jalur alternatif.
“Saya tidak bisa bekerja hari ini karena akses keluar masuk ke kompleks kami tertutup genangan setinggi pinggang orang dewasa. Kerugian ini berulang setiap kali banjir datang,” keluh Heri (45), seorang warga Pela Mampang.










