GUDANG NARASI – Indonesia kembali mencatat sejarah gemilang di panggung olahraga internasional. Asian Champions League (ACL) Minifootball 2025, kompetisi antarklub paling bergengsi di Asia, yang berlangsung di ASIOP Stadium, Cempaka Putih, Jakarta, telah tuntas diselenggarakan pada 17 hingga 23 November 2025. Keberhasilan Jakarta menjadi tuan rumah edisi perdana turnamen ini tidak hanya sukses dari sisi penyelenggaraan, tetapi juga menuai apresiasi tinggi dari badan tertinggi olahraga ini, World Minifootball Federation (WMF).
Presiden WMF, Filip Juda, secara terbuka memuji kualitas penyelenggaraan ACL 2025, menyebut Indonesia telah menetapkan standar tinggi bagi perkembangan minifootball di seluruh kawasan Asia. Pengakuan ini menjadi bukti nyata keseriusan Federasi Sepak Bola Mini Indonesia (FSMI) dalam membangun ekosistem olahraga yang masih relatif baru di Tanah Air.
Standar Baru Minifootball Asia
Dalam konferensi pers penutupan di Jakarta, Filip Juda menyampaikan kekagumannya terhadap seluruh upaya dan antusiasme yang ditunjukkan oleh panitia lokal.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Ketua Umum FSMI, Bapak Eric Tuapattinaya, untuk semua upaya, gairah, dan antusiasme Anda dalam penyelenggaraan ini,” ujar Filip Juda, Minggu malam (23/11/2025).
Menurut Filip Juda, Indonesia berhasil mengeksekusi ACL 2025 dengan baik, yang melibatkan 12 klub elite dari 10 negara di Asia, termasuk wakil dari Uni Emirat Arab, Iran, Jepang, dan Irak. Keterlibatan banyak negara dengan latar belakang berbeda ini menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan kompetisi regional.
“Ini bukan hanya pekerjaan luar biasa yang Anda lakukan di sini (Indonesia), tapi juga dalam pengembangan mini football di seluruh Asia. Saya sangat senang kita bisa menyelenggarakan ajang ini di Indonesia, dan ini menjadi tantangan sekaligus peluang Indonesia menyiapkan agenda berikutnya,” tambahnya.
Momen Kebangkitan Minifootball Nasional
Ketua Umum FSMI, Eric Tuapattinaya, menegaskan bahwa penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah ACL 2025 adalah momen besar dan bersejarah. Turnamen ini, menurutnya, telah mendorong perluasan ekosistem minifootball nasional secara menyeluruh, memberikan dampak langsung pada klub, wasit, pemain, hingga program jangka panjang federasi.
“ACL 2025 ini adalah kesempatan untuk benar-benar menggugah semangat ekosistem minifootball di Indonesia, supaya semakin semangat berprestasi dan bisa membawa nama harum bagi Indonesia,” kata Eric.
Indonesia diwakili oleh dua klub, Barber United dan Jakarta Rangers. Meskipun gelar juara ACL 2025 berhasil direbut oleh Burngreave United (Uni Emirat Arab), wakil Indonesia, Barber United, berhasil meraih peringkat ketiga setelah mengalahkan tim Iran, Setaregan Simkan, dengan skor 4-1.
Pencapaian yang paling membanggakan datang dari individu. Bintang Barber United, Hamsa Lestaluhu, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik (Best Player) ACL 2025. Prestasi ini menjadi sinyal positif terhadap kualitas talenta minifootball Indonesia di kancah internasional, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya sukses sebagai penyelenggara, tetapi juga memiliki potensi atlet yang diperhitungkan.
Menatap Masa Depan dengan Agenda Padat
Keberhasilan ACL 2025 ini menjadi modal berharga bagi Indonesia untuk agenda internasional selanjutnya. FSMI telah mengumumkan sejumlah rencana strategis pasca-ACL:
- Piala Asia Minifootball 2026: Indonesia telah ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Asia Minifootball 2026 di Jakarta pada akhir Juli. Turnamen ini akan sekaligus menjadi ajang kualifikasi menuju Piala Dunia Minifootball berikutnya.
- Pembinaan Wasit: Bersamaan dengan ACL, FSMI menggelar pelatihan sertifikasi nasional yang dipimpin instruktur WMF. FSMI menargetkan sertifikasi tingkat Asia pada April 2026 untuk meningkatkan kualitas perangkat pertandingan di Tanah Air.
- Pengembangan Pemain Muda: FSMI menyiapkan Liga Minifootball Nasional pada Maret 2026 serta turnamen kelompok usia U-17, U-15, dan U-12. Program youth development ini bertujuan untuk mengidentifikasi talenta muda terbaik yang akan dipromosikan ke Tim Nasional.
Kesuksesan ACL 2025 bukan hanya tentang trofi yang dimenangkan, tetapi tentang pengakuan global atas kapabilitas Indonesia sebagai tuan rumah ajang olahraga berkelas dunia, sekaligus membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan utama dalam peta persaingan minifootball di Asia.










